Sebelum
membahas apa itu pengaruh harmonik pada transformator distribusi, kita harus
memahami yang disebut dengan beban non-linear serta arus harmonik.
Dalam
sistem tenaga listrik dikenal dua jenis beban yaitu beban linier dan beban
non-linier. Beban linier adalah beban yang memberikan bentuk gelombang keluaran
yang linier artinya arus yang mengalir sebanding dengan impedensi dan perubahan
tegangan. Sedangkan beban non-linier adalah bentuk gelombang keluarannya tidak
sebanding dengan tegangan dalam setiap setengan siklus sehingga bentuk
gelombang arus maupun tegangan keluarannya tidak sama dengan gelombang
masukannya (mengalami distorsi). Berbeda dengan beban-beban listrik yang
menarik arus sinusoidal (sebentuk dengan tegangan yang menyuplainya),
beban-beban elektronik menarik arus dengan bentuk non-sinusoidal, walaupun
disuplai dari sumber tegangan sinusoidal. Beban yang memiliki sifat ini disebut
sebagai beban non-linier.
Arus
yang tidak berbentuk sinusoidal tersebut mengintrodusir komponen arus frekuensi
tinggi yang terinjeksi ke jala-jala, yang dikenal dengan nama arus harmonik.
Arus harmonik ini ternyata menimbulkan sangat banyak implikasi negatif, baik
bagi pelanggan maupun power provider. Kerugian akibat fenomena harmonik ini
mencakup aspek teknis, biaya dan keandalan.
Fenomena
Harmonik
Sistem tenaga listrik dirancang
untuk beroperasi pada frekuensi 50 atau 60Hz. Akan tetapi pada aplikasinya
beberapa beban menyebabkan munculnya arus/ tegangan yang frekuensinya merupakan
kelipatan 50/60Hz. Frekuensi 50/60Hz disebut dengan frekuensi fundamental dan
kelipatannya disebut frekuensi harmonik atau harmonik saja, seperti ditunjukkan
pada tabel 1.
Dalam
prakteknya keberadaan harmonik ini membawa kerugian pada berbagai alat, salah
satunya adalah transformator distribusi, harmonik adalah gejala pembentukan
gelombang-gelombang dengan frekuensi berbeda yang merupakan perkalian bilangan
bulat dengan frekuensi dasarnya. Hal ini disebut frekuensi harmonik yang timbul
pada bentuk gelombang aslinya sedangkan bilangan bulat pengali frekuensi dasar
disebut angka urutan harmonik. Misalnya, frekuensi dasar suatu sistem tenaga
listrik adalah 50Hz, maka harmonik keduanya adalah gelombang dengan frekuensi
sebesar 100Hz, harmonik ketiga adalah gelombang dengan frekuensi sebesar 150Hz
dan seterusnya. Gelombang-gelombang ini kemudian menumpang pada gelombang
aslinya sehingga terbentuk gelombang cacat yang merupakan jumlah antara
gelombang murni sesaat dengan gelombang harmoniknya. Harmonik urutan genap
biasanya memiliki rms yang lebih kecil dibandingkan harmonik urutan ganjil.
Jumlah
antara frekuensi fundamental dan kelipatannya, akan menyebabkan frekuensi
fundamental tidak lagi berbentuk sinus murni, tetapi mengalami distorsi. Gambar
1 menunjukkan sebuah gelombang sinus yang terdistorsi akibat adanya hamonik
pertama, ketiga, dan kelima. Nampak bahwa bentuk gelombang berubah sama sekali
dari bentuk sebuah gelombang sinus. Hal ini akan menyebabkan perubahan pada
nilai besaran-besaran gelombang tersebut (misalnya nilai rms).
Sumber Harmonik pada Sistem
Distribusi
Beban
non-linier yang umumnya merupakan peralatan elektronik yang didalamnya banyak
terdapat komponen semi konduktor, dalam proses kerjanya berlaku sebagai saklar
yang bekerja pada setiap siklus gelombang dari sumber tegangan. Proses kerja
ini akan menghasilkan gangguan atau distorsi gelombang arus yang tidak
sinusoidal. Bentuk gelombang ini tidak menentu dan dapat berubah menurut
pengaturan pada parameter komponen semi konduktor dalam peralatan elektronik.
Perubahan bentuk gelombang ini tidak terkait dengan sumber tegangannya.
Pengaruh
Harmonik pada Komponen Sistem Distribusi
Setiap
komponen sistem distribusi dapat dipengaruhi oleh harmonik walaupun dengan akibat
yang berbeda. Namun demikian komponen tersebut akan mengalami penurunan kinerja
dan bahkan akan mengalami kerusakan. Salah satu dampak yang umum dari gangguan
harmonik adalah panas lebih pada kawat netral dan transformator sebagai akibat
timbulnya harmonik ketiga yang dibangkitkan oleh peralatan listrik satu phase.
Pada keadaan normal, arus beban setiap phase dari beban linier yang seimbang
pada frekuensi dasarnya akan saling mengurangi sehingga arus netralnya menjadi
nol. Sebaliknya beban tidak linier satu phase akan menimbulkan harmonik
kelipatan tiga ganjil yang disebut triplen harmonik (harmonik ke-3, ke-9, ke-15
dan seterusnya) yang sering disebut zero sequence harmonik (lihat Tabel 2).
Harmonik ini tidak menghilangkan arus netral tetapi dapat menghasilkan arus
netral yang lebih tinggi dari arus phasa. Harmonik pertama urutan polaritasnya
adalah positif, harmonik kedua urutan polaritasnya adalah negatif dan harmonik
ketiga urutan polaritasnya adalah nol, harmonik keempat adalah positif
(berulang berurutan sampai seterusnya). Akibat
yang dapat ditimbulkan oleh urutan polaritas komponen harmonik (lihat Tabel 2)
antara lain tingginya arus netral pada sistem 3 phase 4 kawat (sisi sekunder
transformator) karena arus urutan nol (zero sequence) dan arus ini akan
terinduksi ke sisi primer transformator dan akan berputar pada sisi primer
transformator yang biasanya memiliki belitan delta (D). Hal ini akibat pada
kawat netral tidak memiliki peralatan pemutus arus untuk proteksi tegangan atau
arus lebih. Pengaruh harmonik pada transformator sering tanpa disadari dan
diantisipasi keberadaannya sampai terjadi gangguan yang penyebabnya tidak
jelas. Hal ini dapat juga terjadi bila perubahan konfigurasi atau jenis beban
yang dipasok. Transformator dan peralatan induksi lainnya, selalu terpengaruh
oleh harmonik karena trafo itu sendiri dirancang sesuai dengan frekuensi
kerjanya. selain itu transformator juga merupakan media utama antara pembangkit
dengan beban. Frekuensi harmonik yang lebih tinggi dari frekuensi kerjanya akan
mengakibatkan penurunan efisiensi atau terjadi kerugian daya. Selain itu, ada
beberapa akibat yang dapat ditimbulkan oleh adanya harmonik dalam sistem tenaga
listrik, antara lain:
1. Timbulnya getaran mekanis pada panel listrik yang
merupakan getaran resonansi mekanis akibat harmonik arus frekuensi tinggi,
2. Harmonik dapat menimbulkan tambahan torsi pada kWh meter
jenis elektromekanis yang menggunakan piringan induksi berputar. Sebagai
akibatnya, puratan piringan akan lebih cepat atau terjadi kesalahan ukur kWh
meter karena piringan induksi tersebut dirancang hanya untuk beroperasi pada
frekuensi dasar,
3. Interferensi frekunsi pada sistem
telekomunikasi karena biasanya kabel untuk keperluan telekomunikasi ditempatkan
berdekatan dengan kawat netral. Triplen harmonik pada kawat netral dapat
memberikan induksi harmonik yang mengganggu sistem telekomunikasi,
4. Pemutusan beban. Pemutus beban dapat bekerja dibawah arus
pengenalnya atau mungkin tidak bekerja pada arus pengenal. Pemutus beban yang
dapat terhindar dari gangguan harmonik pada umumnya adalah pemutus beban yang
mempunyai respon terhadap arus rms sebenarnya (true-rms current) atau kenaikan
temperatur karena arus lebih.
Identifikasi Harmonik
Untuk mengidentifikasi kehadiran
harmonik pada sistem distribusi, dapat diketahui melalui langkah-langkah
sebagai berikut:
1.
Identifikasi Jenis Beban
Jenis beban yang dipasok, misalnya peralatan apa yang
dipakai oleh konsumen. Bila banyaknya peralatan yang mempunyai komponen utama
terbuat dari bahan semikonduktor seperti komputer dan alat bantunya, pengatur
kecepatan motor, atau peralatan lain yang menggunakan arus searah maka dapat
diperkirakan masalah harmonik ada diintalasi konsumen tersebut.
2.
Pemeriksaan Transformator
Untuk transformator yang memasok beban non linier apakah ada
kenaikan temperaturnya tidak normal. Arus sekunder transformator baik phase
maupun netral perlu dilihat. Bandingkan arus netralnya dengan arus phase pada
keadaan beban tidak seimbang. Apabila arus netralnya lebih besar maka dapat
diperkirakan adanya trilen harmonik dan kemungkinan turunnya kinerja
transformator.
3.
Pemeriksaan Tegangan Netral Tanah
Terjadinya arus lebih pada kawat
netral (untuk sistem 3 phase dan 4 kawat) dapat diktahui dengan melihat
tegangan netral-tanah pada keadaan berbeban. Apabila tegangan yang terukur
lebih besar dari 2 Volt maka terdapat indikasi adanya masalah harmonik pada
beban tersebut. Apabila indikasi-indikasi adanya harmonik telah diketahui maka
perlu dilakukan langkah-langkah untuk mengatasi masalah gangguan harmonik
antara lain dengan mengetahui harmonik untuk menentukan harmonik-harmonik yang
dominan dan sumber utamanya.
Solusi untuk Mengurangi Harmonik Download disini...!!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tambahkan Komentar Anda Disini..!!!