Rabu, 27 Juni 2012

Pengujian Tegangan Tinggi

Sebagai pengantar dari teknik tegangan tinggi, akan dibahas pengujian tegangan tinggi. Pada umunya, kegagalan alat-alat listrik pada waktu sedang dipakai disebabkan karena kegagalan isolasinya dalam menjalankan fungsinya sebagai isolator tegangan tinggi.Kegagalan isolator (insulationbreakdown) ini disebabkan karena beberapa hal antara lain isolasi tersebut sudah dipakai untuk waktu yang lama, kerusakan mekanis,berkurangnya kekuatan dielektriknya, dan isolasi yang jenuh akibat tegangan tinggi.
Dalam hubungan ini,maka pengujian tegangan tinggi dimaksudkan untuk :
  • Menemukan bahan atau komponen yang kualitasnya tidak baik atau cara pembuatannya yang salah
  • Memberikan jaminan bahwa alat-alat listrik dapat dipakai pada tegangan normalnya untuk waktu yang tak terbatas
  • Memberikan jaminan bahwa isolasi alat-alat listrik dapat tahan terhadap  tegangan lebih (dalam praktek sehari-hari) untuk waktu terbatas.
Pengujian tegangan tinggi dibagi lagi menjadi dua bagian yaitu pengujian tegangan tinggi merusak dan tidak merusak alat uji yang akan dibahas dalam postingan selanjutnya.

Pengujian Transformator

Dalam Pengujian Teknik Tegangan Tinggi, tentu diperlukan alat-alat penguji seperti Trafo Uji.Trafo uji ini berfungsi untuk menguji apakah sistem jaringan tegangan tinggi memiliki ketahanan dalam menghadapi tegangan normal maupun tegangan lebih.Tegangan normal dalam konteks ini adalah tegangan yang dapat di handle trafo dalam waktu yang tak terbatas.Sedangkan tegangan lebih adalah suatu tegangan dalam sistem tegangan tinggi yang dapat ditahan oleh jaringan dalam waktu yang terbatas.
Dalam pengujiannya,trafo uji memiliki karakteristik yang tidak sama seperti trafo tenaga.Trafo tenaga sering dipakai oleh beberapa pembangkit seperti PLTA,PLTU dan PLTN.Perbedaan karakteristik trafo uji dan trafo tegangan adalah :
  • Perbandingan lilitan trafo uji lebih besar dibanding trafo tenaga.Hal tersebut dikarenakan trafo daya hanya memiliki catu sebesar 220 v atau tegangan distribusi sedangkan yang akan dibangkitkan untuk pengujian tegangan tinggi bisa mencapai satuan KV.Maka dari pada itu perbandingan lilitan sekunder dan primernya lebih besar trafo tenaga.
  • Kapasitas KVA-nya lebih kecil dibandingkan dengan kapasitas trafo tenaga oleh karena keperluan mengadakan lompatan api tidak perlu tenaga yang besar.Yang diperlukan disini adalah tegangan,bukan tenaga.
  • Hanya trafo satu fasa yang digunakan.Hal ini disebabkan karena biasanya pengujian dilakukan fasa-demi-fasa.
  • Biasanya terminalnya (ujung lilitannya) ditanahkan (grounded) untuk keperluan proteksi dan keamanan.
  • Pada waktu merencanakan isolasi untuk trafo penguji hanya diperhitungkan isolasi terhadap tegangan penguji maksimum, karena tidak diharapkan trafo tersebut tidak mengalami tegangan lebih.
Trafo dipasang pada sebuah laboratorium yang cukup dilindungi dari tegangan lebih.

Kamis, 07 Juni 2012

KONSEP DASAR JARINGAN DISTRIBUSI Part 1

KONSEP DASAR JARINGAN DISTRIBUSI
1. POLA SISTEM TENAGA LISTRIK

2. KONSEP DASAR JARINGAN DISTRIBUSI TEGANGAN MENENGAH
    2.1.  Ruang lingkup Sistem tegangan menengah s/d 35 KV.
    2.2.  Sistem konstruksi
            • Saluran udara
            • Saluran kabel tanah.
    2.3.  Dasar pertimbangan
            • Alasan teknis, persyaratan teknis.
            • Alasan ekonomis, murah
            • Alasan estetika, segi keindahan
            • Alasan pelayanan, kontinuitas pelayanan, jenis/macam pelanggan.

3. LAY OUT SISTEM DISTRIBUSI TEGANGAN MENENGAH 

STUDI HUBUNG SINGKAT UNTUK GANGGUAN DUA FASA ANTAR SALURAN PADA SISTEM TENAGA LISTRIK

STUDI HUBUNG SINGKAT UNTUK GANGGUAN DUA FASA ANTAR SALURAN 
PADA SISTEM TENAGA LISTRIK
Studi hubung-singkat dilakukan untuk menentukan besarnya arus yang mengalir melewati sistem tenaga listrik pada berbagai jarak waktu setelah gangguan terjadi. Besarnya arus yang mengalir melewati sistem tenaga
listrik setelah gangguan berubah menurut waktu sampai mencapai kondisi tetap. Selama kondisi gangguan, sistem proteksi diperlukan untuk mendeteksi, menghilangkan dan mengisolasi gangguan tersebut. Hal ini dapat dilakukan pada bermacam-macam gangguan (tiga fasa simetris, fasa ke fasa, dua fasa ke tanah, dan satu fasa ke tanah) pada lokasi yang berbeda dari keseluruhan sistem.
Setiap kesalahan dalam suatu rangkaian yang menyebabkan terganggunya aliran arus yang normal disebut gangguan. Sebagian besar dari gangguan-gangguan yang terjadi pada saluran transimisi tegangan 115 KV atau lebih disebabkan oleh petir yang mengakibatkan terjadinya percikan bunga api (flashover) pada isolator. Tegangan tinggi yang ada di antara penghantar dan menara atau tiang penyangga yang diketanahkan (grounded) menyebabkan terjadinya ionisasi. Ini memberikan jalan bagi muatan listrik yang diinduksi (diimbas) oleh petir untuk mengalir ke tanah. Dengan terbentuknya jalur ionisasi ini, impedansi ke tanah menjadi rendah. Ini memungkinkan mengalirnya arus fasa dari penghantar ke tanah dan melalui tanah menuju “netralnya” transformator atau generator yang diketanahkan sehingga terjadilah rangkaiian tertutup. 
Oleh karena letaknya yang tersebar di berbagai daerah maka saluran transmisi mengalami gangguan-gangguan baik yang yang disebabkan oleh alam maupun oleh sebab-sebab lain :

Program Praktikum ASTL

Metode Gauss-seidel.                Download disini untuk mendapatkan Programnya

Metode Newton Raphson.         Download disini untuk mendapatkan Programnya